Menjelang liburan natal, entah kenapa kamu sering banget menelepon tengah malam. Dan sialnya, karena di siang hari aku sibuk sekali, aku sering gak dengar kalau handphoneku berbunyi saking lelapnya tidur.
sekali ku angkat, kamu pakai nomer baru yang gak ku kanal
"Maleeemm"
"Ni siapa ya?
"Gabriel"
"Gabriel?", aku bingung karena merasa gak kenal
"Ya, malaikatnya Tuhan,, Aku diutus untuk menyampaikan kabar sukacita bagimu" katamu sambil cengengesan...
"Iya deh, terseraaaah", (>__<) Aku kesel banget, apalagi setelah ku kenali type becanda yang khas itu.
"Aku capek habis terbang jauh, sekarang aku dirumah Bapaku"
"Udah malem begini lu ngigau??" (-__-)
"Kagak, gue sadar"
kemudian entah pembicaraan itu jadi ngalor ngidul.
.
Aku penasaran kenapa kamu menyebut diri Gabriel, jelas - jelas nama di absen gak ada Gabrielnya.
Pertanyaan itu terjawab, ketika kamu curhat soal ayahmu. Dulu keluargamu Katolik, kemudian pindah agama ke Kristen.
Aku menanyakan nama babtismu dulu,
"Gabriel"
"Maaf, ku pikir itu cuma imajinasimu"
Raka, mulai saat itu diam - diam aku selalu mendoakanmu lewat devosi kepada malaikat Gabriel bahkan dalam jangka waktu yang lama. Bahkan sampai saat ini ketika aku merasa terluka, aku mengingatmu, dan berdoa malaikat Gabriel.
Aku berterimakasih karena pernah kau jaga. Penampilanmu kayak preman pasar, tapi kamu gak brengsek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar