Kontributor

Jumat, 22 Desember 2017

Gabriel...! #Cowok angkuh dari Jakarta part 1#



Salatiga, 2009
Raka, apakah kamu ingat saat kita pertama bertemu?
Semester pertama bagi mahasiswa baru dimulai, saat itu adalah pertama kalinya masuk kelas. Tak kusangka aku akan menemukan pengalaman cinta pertama kali disini.
Awalnya aku gak terlalu memperhatikan kamu. Kamu begitu hening, dan selalu memilih duduk memisahkan diri tanpa kelompok. Ah, iya…. kita sama – sama satu wali studi, Bapak Arief Sadjiarto. Pertama kali aku mengajak bicara duluan, ketika menunggu kelas dimulai.
“Hey, kamu namanya siapa?”
“Raka….”, jawab kamu cuek dan tak menoleh sedikitpun padaku
 Dih sombong banget ni orang… pikirku
Okelah kesan pertamanya jelek banget, coba bayangin tangan sudah disodorkan tapi malah dicuekin, bahkan orang yang ngajak kenalan gak dilihat.
Dan, taukah…. Seminggu di awal di tiap mata kuliah, aku selalu ketemu kamu…. Ternyata semua mata kuliah yang aku registrasikan sama dengan yang kamu ambil… Godness…!!!
Tapi meskipun kamu sombong, aku tetap berusaha ramah… aku selalu mengajak kamu ngobrol,, meskipun dicuekin… 😑
Sumpah deh aku nggak ngerti, ni cowok ganteng kagak, sombongnya selangit.
Hari persiapan makrab pun tiba, aku berharap sekelompok dengan salah satu saja anggota genk ku. Genk yang isinya 7 orang cewek : Sisca, Kristi, Cahya, Dewi, Norma, Marine, dan aku Novita.
Sialnya, ketika pembagian kelompok makrab progdi, gak ada satupun anggota genk yang sekelompok sama aku. Yang ada nama kita dibacakan dalam satu kelompok. Coba kamu bayangkan harus kerjasama dengan orang yang karakternya seperti itu. Tapi sungguh diluar dugaan justru kita bisa menjadi partner yang solid. 
Maaf, aku telah salah menilaimu… 
Bahkan lebih dari itu, sepertinya cupid telah menembakkan panah tepat di hati kita berdua. Aku dan kamu mulai saling memperhatikan satu sama lain. Dimulai dari nanya sudah makan apa belum meskipun sebenarnya basa basi belaka, ya iyalah udah gede gak usah ditanya soal makan, kalau lapar ya makan sendiri. Dan aku ingat kita saling mencari bila salah satu tidak ada dalam kelompok. Gak lihat kamu, aku merasa janggal.
Selama makrab berlangsung kita sering terlihat berdua. Pantas saja kalau kemudian berhembus kabar kita pacaran, padahal kita gak pernah pacaran sampai akhir perjumpaan denganmu. Kalau waktu makan siang atau sarapan, kamu belum juga terlihat, aku segera menelpon sebelum makanan habis dimakan mahasiswa – mahasiswa kelaparan.
Puncak dari acara makrab adalah malam inagurasi. Aku ingat ketika itu kelompoknya Iblis ngedance. Kita berdua duduk paling belakang. Saat semua cowok posisi duduknya maju, melihat seksinya Iblis ngedance. Kamu gak beranjak sedikitpun dari sampingku.
Suasana dalam gedung itu remang – remang. Meski riuh musik dance dan ributnya mahasiswa mahasiswi. Tapi diantara kita berdua, terdiam cukup lama. aku mencoba memecah keheningan diantara kita berdua,
“Semua cowok maju ke depan, kog kamu masih disini?”
“ Gak, ah…”
“Iblis kan seksi, kamu gak suka?”
“ kamu tahu gak, bedanya seksi sama manis?”
Aku menggelengkan kepala.
“ Seksi itu bikin cepet bosan, kalau manis itu awet, gak hilang –hilang”
Sejenak kemudian anak – anak tertawa, melihat Yosep tampil ngedance dengan dandanan cewek. Aku melihat ke arahmu yang sedang tertawa. Aku baru menyadari kalau hal termanis di dunia ada tepat di sampingku saat itu.
Makrab Program studi adalah kesempatanku untuk mengenal lebih jauh kamu, cowok berkulit gelap bertubuh cungkring dengan tinggi 170an. Termasuk ketika kamu cemburu, begitu lucu dan manis. Kamu ingat pertama kali kamu kesal padaku?.
Aku ingat ketika acara makrab selesai dan kita kembali ke Salatiga. Padatnya sesi acara makrab membuat tubuhku gak kuat menahan lelah. Padahal pulangnya naik truk. Aku yang dari awal milih berdiri di depan biar bisa sandaran di pojokan, beneran ketiduran padahal banyak cowok disitu. Ketika sadar, samar – samar yang ku lihat kamu berdiri di depanku, menatapku kesal. Loh… loh kan kamu kan tadi di bagian paling belakang??. Aku benar – benar malu ditatap terus seperti itu. Aku kemudian berdiri berbalik melihat pemandangan pepohonan, pura – pura gak lihat.
Aku selalu bertanya – tanya, Raka…. Ini pertama kalinya aku melihat reaksi tak biasa dari lawan jenis… aku bingung sebenarnya kamu kenapa?
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar