Kontributor

Jumat, 09 September 2011

Pemimpin (?) : Isi otak seorang melankolis di tengah perkuliahan.... 

Hari ini aku kuliah kepemimpinan.... awalnya niat ga niat sih..... kupikir akan membosankan.... beberapa menit dosen mengajar aku mulai gambar gambar ga jelas..... sambil mencoba mencatat sedikit sedikit....
Sampai aku mencatat bagian paling menarik menurutku.....
Pemimpin itu harus bisa mengarahkan pengikutnya untuk bergerak bersama mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Bagaimana caranya ya??? Mempersatukan orang – orang yang berbeda????
Terus..... ada lagi yang menarik, membuatku berpikir lebih dalam
Tapi seorang yang menggerakkan orang – orang mencapai tujuan tanpa ia sebagai pemimpin sejati, bisa merupakan provokator (penggerak), bahkan manipulator.
Aku terdiam dan merenung, aku membayangkan tokoh – tokoh dan berusaha menyortir mana pemimpin Indonesia dan yang bukan.......
Sepanjang sejarah Indonesia yang ku tahu........
Dr. Wahidin soediro husodo = pemimpin provokator ( memprovokasi pergerakan ),,,,,
RA. Kartini = pemimpin provokator ( memprovokasi pendidikan putri dan kesetaraan gender),,,,,
Chairil anwar = provokator bukan pemimpin (lihat puisinya “ Aku” isinya provokasi ....
Tirto adi suryo = provokator bukan pemimpin (penggerak pers indonesia)....
Soeharto = pemimpin manipulator....
Tapi belum ku jumpai  pemimpin yang bukan penggerak / provokator dan bukan manipulator (atau aku yang masih gamblang belum bisa membedakan pemimpin, provokator, manipulator)... siapa ya pemimpin sejati itu????
Terus, terus, materinya sampai pada.....
Selain menimbulkan gerak, seorang pemimpin merupakan orang yang mampu menghasilkan suatu PERUBAHAN
Menimbulkan GERAK??? Menghasilkan PERUBAHAN????
Caranya????
Ø      Mencurahkan waktu yang cukup banyak untuk membina pendukungnya
Ø      Menolong mereka untuk mengenali potensinya
Ø      Menolong mengenali kekhasan diri dan visi pribadi mereka.....
Tiba –tiba otakku jalan dan berpikir keras...... yang ada di bayanganku..... tokoh yang melakukan itu semua :
Ki Hajar Dewantara dengan mendirikan sekolah Taman Siswa, bukti totalitasnya mencurahkan waktu membina pendukungnya....
RA Kartini, mendirikan sekolah perempuan,  bukti totalitasnya mencurahkan waktu membina pendukungnya, juga realisasi visiny.... jelas menghasilkan perubahan pertama kali tentang kesetaraan gender.


mendefinisikan pemimpin dan mencari figurnya sulit juga ya????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar