Kontributor

Selasa, 20 Februari 2018

Aku sudah menemukan jawabannya (habis)

Mimpiku berhari2 yang lalu,, lelaki gondrong itu, suaranya itu... Suara yang sering aku dengar.... Suara yang lembut... entah dia siapa, aku juga masih gak tahu....
Mungkin karena aku marah padanya, aku membentaknya sebelum itu... ku katakan padanya,, "Lain kali tunjukkanlah wujudmu, dan bicaralah yang jelas,, biar aku tahu kamu memang benar ada!!!"
ah padahal dia baik, dia menemaniku sejak aku kecil... hanya kadang dia menghilang entah kemana.... gomennasai 😢
Berhari2 aku merenung.... Memang dalam melukis sebuah karya yang indah kita tidak butuh banyak kuas.... Dan taukah? Kuas yang gak bersih2 banget itu justru menunjukkan kuas yang favorit, sering dipakai oleh pelukisnya... pelukisnya nyaman menggunakannya... Itu refleksi karena ketika ku perhatikan kuas round no.2 merk giottoku yang meski udah dicuci pakai sunlight tiap habis dipakai masih aja gak bisa bersih seperti baru karena aku paling sering menggunakannya sejak skripsi...
Kuas Favorit ; Bisa jadi karena kita paling lentur digunakan, paling nyaman ketika Dia pegang, bisa juga karena kita adalah ukuran dan jenis kuas yang paling sering Dia butuhkan ketika menciptakan Maha Karya.
Kuas2 yang ku lihat kotor, tidak bersih sempurna itulah hidup kita... Kalau gak sebagus hidup orang lain, berarti hidup kita dipakai Tuhan untuk melukis karyaNya...
God is the Great Artist, He is The Great Creator...
Tuhan itu seniman yang agung, Pelukis Maha Besar...
Hidup kita adalah kuas, ditanganNya tercipta warna warni keindahan (estetika), artinya menyangkut bentuk, proporsi, perspektif dan komposisi. (malah membahas teori seni rupa... heddeeehh 😑 )
.
Saya ambil satu bagian saja : Komposisi warna baik itu hitam, putih, biru, merah, dan kuning (warna primer) sampai warna sekunder dan tersier.
Dalam melukis kita tidak dapat meniadakan warna yang tidak kita suka...
Ora dumeh aku senenge biru, njur kabeh tak cat biru tho?
Trus nek awakmu senenge abang njur kabeh mbok cat abang kabeh??,,
trus letak keindahannya dimana??
Begitulah kita, percaya dan manut wae karo pelukise.. sing ngelukis sing paling ngerti, paling tahu apa yang Dia perbuat, apa yang akan dia ciptakan, kita mah kuasnya doang...
.
dalam mimpi mungkin aku sedang mempertanyakan, kenapa aku gak jadi kuas2 yang kondisinya bagus? tapi Dia malah menyuruhku fokus, tidak perlu bertanya. Ok Sipp 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar