(Untuk kekasihku, Andreas Rahmadi)
Aku datang dari kelam, wahai anak malam.
Dibawah rembulan yang kau gantikan
Dengan tirai – tirai bintang benderang.
Lalu ku beranikan mengintip
dicelahnya yang ku sibak.
Silau sewaktu ku tatap.
Namun mentari tak kunjung naik tahta.
Malam – malammu memang remang.
Kita memang anak kelam,
tiada pernah ku sangkal.
Tapi mentari harus datang,
Karena dunia harus berputar
Harus dan harus pada porosnya..
Ataukah aku harus mendatanginya??
Terbit juga kenekatanku,
Entah formula keberanian atau kemarahan
Dan tiba lalu memberang,,,
Ah, hanya mentari,,
Biar ku bawa lari saja,,
Sesampainya di rumah,
Biar ku tumbuk pecahannya….
Hingga menjadi serbuk halus,,
Dan ku larutkan dengan angin,
Dalam cangkir,
Tanpa gula……
Lalu kita duduk di serambi
Sambil menyeruputnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar