Kontributor

Rabu, 30 Mei 2012

Jaman Kelam Indonesia 1965 : Jawaban mengapa kami generasi muda tidak tahu


Peristiwa yang terbesar, yang selalu terbayang ketika era 1965 adalah G30S. peristiwa kisruh dengan korban para Jendral TNI/AD yang konon katanya didalangi PKI. Kenapa konon katanya? Saya juga tidak tahu bagaimana persisnya, karena saya lahir 25 tahun setelahnya. saya hanya tahu dari buku sejarah dan semenjak SD, Guru dan Orang Tua saya memang mengatakan demikian. Tentunya dibumbui dengan cerita – cerita seram yang membuat bulu kunduk kita merinding. Lalu kita menjadi sangat antipati terhadap kata komunis.
Lalu, apa sebenarnya komunisme itu? samakah dengan Atheisme?
Komunisme timbul akibat dari adanya kontra terhadap kapitalisme. Pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx. Bila kapitalisme mengenal pembagian kelas dalam ekonomi produksi, maka komunisme adalah kebalikannya. Komunisme menganut paham kesetaraan untuk mencapai masyarakat sosialis menuju masyarakat utopia. Menurut yang saya baca di wikipedia, bahwa komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata. Jika membaca kalimat ini, saya teringat Undang – Undang Dasar Negara tahun 1945 pasal 33, tentang kesejahteraan sosial.
Komunisme ala Indonesia waktu itu bukanlah komunisme yang berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi). Buktinya banyak anggota PKI, Lekra, ataupun Gerwani yang memeluk agama. Terbesar penganut agama Islam dan Katholik. Teori materialisme dialektika hanya terdapat di beberapa negara seperti Uni soviet yang sekarang sudah runtuh. Dan konon cerita yang disampaikan pada saya bahwa tokoh yang ngomong bahwa agama itu candu pun, pada akhir hayatnya mengakui adanya Tuhan. Jadi jika ada cerita yang disampaikan dulu oleh guru SD saya bahwa orang PKI pernah mengajarkan bahwa Tuhan tidak ada itu tidak benar. Bahkan cerita – cerita di buku di perpustakaan kampus bahwa orang – orang  itu justru orang – orang yang dekat dengan rakyat. Beberapa artikel juga menyatakan bahwa orang PKI juga membantu membangun tempat ibadah. Sayangnya, semua terlanjur kelam. Saya di sekolah tidak diajarkan demikian. Semua tentang yang buruk saja.
Semua cerita itu sudah meresap dalam otak masyarakat, bahkan ibu saya dahulu pun bila bercerita tentang pemberontakan PKI, seolah menganggap PKI itu sesuatu yang buruk.
Pro dan Kontra G30S
Peristiwa Pembunuhan para Jenderal TNI/AD di akhir tahun 1965 masih tidak jelas. Tahu – tahu sudah di doktrin bahwa yang bersalah PKI. Dan kemudian sampai merambah pada penangkapan semua organisasi – organisasi di bawah PKI. Seperti Lekra dan Gerwani. Padahal ketika itu PKI dan organisasi dibawahnya merupakan masa yang besar. merekapun ditangkap dan disiksa tanpa peradilan hukum yang jelas. Media masa yang ada juga memberitakan berbagai berita yang kejam ( waktu itu yang beredar di masyarakat media masa Berita Yudha, sedangkan yang lain dilarang terbit). Ada apa di belakang semua ini? Mengapa sampai pers dibungkam? Seolah ada sesuatu yang ditutup – tutupi. Akhirnya karena hanya ada satu dan satu – satunya informasi, otomatis masyarakat hanya menerima itu, tanpa ada pembanding.
Tercatat dalam dampak dari peristiwa tersebut adalah jutaan orang dibantai tanpa peradilan, lainnya hilang, dan lainnya lagi hidup tanpa kebebasan. Jika kita lihat yang terjadi sebelum peristiwa itu, Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959 menyampaikan pidato kenegaraan yang berjudul “ Penemuan Kembali Revolusi Kita “, dimana revolusi kita adalah gerak untuk melawan imperialisme dan kolonialisme menuju Indonesia yang mandiri. Dan jika lebih jauh lagi kita melihat pada tahun 1926, Bung Karno mencetuskan “NASAKOM” yaitu penggabungan tiga aliran masa yang ada di Indonesia yaitu Nasionalis, Agama dan Komunisme, dalam menghimpun kekuatan berdasarkan Pancasila sila yang ke (3) “ Persatuan Indonesia” sesuai dengan azas Bhinneka Tunggal Ika. Dalam sejarah, golongan Komunis – lah yang kemudian berhasil mengembangkan massanya.
Golongan komunis, yaitu PKI telah mengadakan berbagai gebrakan. Yang saya tahu hanya dua tapi saya yakin banyak yang telah dilakukan oleh Partai ini. Pertama soal emansipasi wanita, dibentuk Gerwis yang kemudian menjadi GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia), yang sampai bisa menjadi sebuah gerakan wanita terbesar di Indonesia. Beberapa dari kelanjutan kiprah Gerwani adalah menentang poligami, memperjuangkan hak – hak wanita, sampai pada menuntut agar para pekerja wanita diberikan hak cuti haid. Betul – betul sampai sedetil itu yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dan saya dapat katakan dari hal yang kecil itu, kita bisa lihat sosialisme itu seperti apa. Sama tinggi, sama rendah, sama rasa, sama rata. Namun sayangnya, Soekarno waktu itu sendiri poligami. Jadi belum bisa kita katakan berhasil.
Lalu dalam kebudayaan, kemudian lahirlah Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Kalau berbicara tentang Lekra saya harus berhati – hati. Ada dua pendapat yang berkembang bahwa Lekra bukan PKI hanya Organisasi kesenian dibawah naungan PKI, atau memang Lekra berdiri sendiri dan tidak ada sangkut pautnya dengan PKI, memang beberapa anggota Lekra adalah orang – orang PKI tetapi tidak semua. Yang saya salutkan adalah Lekra ini, menjangkau seluruh seniman se – Tanah Air apapun seninya asalkan selama ia setia pada kebenaran, keadilan dan kemajuan, dan selama ia mengusahakan keindahan artistik yang setinggi-tingginya dan LEKRA mengulurkan tangan kepada organisasi kebudayaan yang lain dari aliran atau keyakinan apapun untuk bekerjasama dalam pengabdian ini, seperti yang ditulis dalam mukadimahnya........... ( Bersambung )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar